Thursday, 28 July 2011

Penyakit-Penyakit Hati

Hati itu dapat hidup dan dapat mati, sihat dan sakit. Dalam hal ini, ia lebih penting dari pada tubuh.
 
Allah berfirman, ertinya:"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia 
Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan
 cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa 
dengan orang yang keadaannya berada dalam 
gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya." 
(Al-An'am : 122)
 
Ertinya, ia mati kerana kekufuran, lalu Kami hidupkan kembali dengan keimanan.
 
Hati yang hidup dan sihat, apabila ditawari kebatilan dan hal-hal yang buruk, 
dengan tabi'at dasarnya ia pasti menghindar, membenci dan tidak akan 
menolehnya.Lain halnya dengan hati yang mati. Ia tak dapat membezakan yang
baik dan yang buruk.
 
Penyakit hati itu ada dua macam: 
 
Penyakit syahwat dan penyakit syubhat.
 
 Keduanya tersebut dalam Al-Qur'an. 
 
Allah berfirman, artinya:"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara 
(melembut-lembutkan bicara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada 
penyakit dalam hatinya."
(Al-Ahzab:32)
 
Ini yang disebut penyakit syahwat. 
 
Allah juga berfirman, artinya:"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah 
Allah penyakitnya..."
(Al-Baqarah : 10)
 
Allah juga berfirman, artinya:"Dan adapun orang yang di dalam hati mereka ada 
penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping 
kekafirannya (yang telah ada)."
(At-Taubah : 125)
 
Penyakit di sini adalah penyakit syubhat. 
Penyakit ini lebih parah daripada penyakit syahwat.
Kerana penyakit syahwat masih bisa sembuh, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. 
Sedangkan penyakit syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak 
mengulanginya dengan limpahan rahmat-Nya. Seringkali penyakit hati bertambah 
parah, namun pemiliknya tak juga menyadari. Karena ia tak sempat bahkan 
enggan mengetahui carapenyembuhan dan sebab-sebab (munculnya) penyakit
 tersebut.
 
Bahkan terkadang hatinya sudah mati, pemiliknya belum juga sadar kalau sudah 
mati. Sebagai buktinya, ia sama sekali tidak merasa sakit akibat luka-luka 
dari berbagai perbuatan buruk. Ia juga tak merasa disusahkan dengan ketidak 
mengertian dirinya terhadap kebenaran, dan keyakinan-keyakinannya yang batil. 
"Luka, tak akan dapat membuat sakit orang mati."  Terkadang ia juga 
merasakan sakitnya. Namun ia tak sanggup mencicipi dan menahan pahitnya obat.
Masih bersarangnya penyakit tersebut di hatinya, berpengaruh semakin sulit 
dirinya menelan obat. Karena obatnya dengan melawan hawa nafsu. Itu hal yang 
paling berat bagi jiwanya. Namunbaginya, tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat
 dari obat itu. Terkadang, ia memaksa dirinya untuk bersabar. Tapi kemudian 
tekadnya mengendor dan bisa meneruskannya lagi.
 
Itu karena kelemahan ilmu, keyakinan dan ketabahan. Sebagai halnya orang yang 
memasuki jalan angker yang akhirnya akan membawa dia ke tempat yang aman.
Ia sadar, kalau ia bersabar, rasa takut itu sirna dan berganti dengan rasa aman.
Ia membutuhkan kesabaran dan keyakinan yang kuat, yang dengan itu ia mampu
berjalan. Kalau kesabaran dan keyakinannya mengendor, ia akan balik mundur 
dan tidak mampu menahan kesulitan. Apalagi kalau tidak ada teman, dan takut 
sendirian. 

Menyembuhkan Penyakit Dengan Makanan Bergizi dan Obat: 
Gejala penyakit hati adalah, ketika ia menghindari makanan-makanan yang 
bermanfaat bagi hatinya, lalu menggantinya dengan makanan-makanan yang tak 
sehat bagi hatinya. 
Berpaling dari obat yang berguna, menggantinya dengan obat yang berbahaya.
Sedangkan makanan yang paling berguna bagi hatinya adalah makanan iman. Obat 
yang paling manjur adalah Al-Qur'an masing-masing memiliki gizi dan obat.
 
Barangsiapa yang mencari kesembuhan (penyakit hati) selain dari Al-kitab dan 
As-sunnah, maka ia adalah orang yang paling bodoh dan sesat.
 
Sesungguhnya Allah berfirman:"Katakanlah: "Al-qur'an itu adalah petunjuk 
dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak 
beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-qur'an itu suatu kegelapan 
bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat jauh."
(Fushshilat : 44)
 
 Al-qur'an adalah obat sempurna untuk segala penyakit tubuh dan hati, segala 
penyakit dunia dan akhirat. Namun tak sembarangan orang mahir menggunakan 
Al-qur'an sebagai obat. Kalau si sakit mahir menggunakannya sebagai obat, ia
letakkan pada bagian yang sakit,dengan penuh pembenaran, keimanan dan 
penerimaan, disertai dengan keyakinan yang kuat dan memenuhi syarat-syaratnya. 
Tak akan ada penyakit yang membandel. Bagaimana mungkin penyakit itu akan
menentang firman Rabb langit dan bumi; yang apabila turun di atas gunung, 
gunung itu akan hancur, dan bila turundi bumi, bumi itu akan terbelah?
 
Segala penyakit jasmani dan rohani, pasti terdapat dalam Al-qur'an cara 
memperoleh obatnya, sebab-sebab timbulnya dan cara penanggulangannya. 
Tentu bagi orang yang diberi kemampuan memahami kitab-Nya. *) 
[Penggalan akhir bait sya'ir Al-Mutanabbi, yang mana penggalan awalnya adalah: 
"Orang yang hina, akan mudah mendapat kehinaan"] 
 
Dikutip dari: Abdul Akhir Hammad Alghunaimi, "Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah 
Dasar-dasar 'Aqidah Menurut Ulama Salaf", penerjemah: Abu Umar Basyir Al-Medani,
 Pustaka At-Tibyan, buku 2, Cetakan I, 2000, hal 264-266. 
Pengantar:Untuk sedikit menambah pengetahuan kita tentang penyakit hati, berikut
 ini akan saya kutipkan risalah dari buku "Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah..." 
karya Syeikh Abdul Akhir Hammad Alghunaimi. Akan tetapi, barangkali 
risalah itu sendiri lebih tepat disebut karya Al-Imam Ibnu Abil 'Izzi, karena
beliaulah yang menulisnya sebagai syarh (penjelasan) dari kitab Aqidah yang disusun 
oleh Imam Ath-Thahawi yang dikenal dengan kitab "Aqidah Thahawiyah". 
Sedang Syeikh Abdul Akhir Hammad Alghunami adalah yang melakukan tahdzib
 (penataan ulang). Semoga bermanfaat. 

No comments:

Post a Comment